Rabu, 07 Maret 2012

PROSEDUR KESELAMATAN DALAM FREEDIVING

.:: Safety First on FreeDiving ::.


1) Jangan pernah melakukan Freedive sendirian dan pilihlah pasangan/buddy Anda
• Kedalaman - Jangan pernah menyelam secara bersamaan dengan pasangan Anda
• Garis Tali - Para penyelam keselamatan (safety diver) mengawasi garis tali penyelaman untuk Freediver serta harus mengikutinya setiap saat.
• Pasangan/Buddy - Harus sanggup menyelamatkan penyelam dari kedalaman yang dibutuhkan (minimal 15 meter) dan harus sepenuhnya terlatih dalam teknik penyelamatan, CPR dan administrasi O2 dll
• Titik Pertemuan - Tujuannya adalah agar penyelam keselamatan dapat menjangkau atau bertemu dengan freediver dan mengawalnya - Face to Face (bertatapan muka) dalam melewati daerah bahaya terbesar - yaitu antara kedalaman 15 meter menuju permukaan. Kedalaman di mana mereka akan bertemu harus relative antara kedalaman yang mampu dicapai freediver namun tidak lebih dari 15 meter. Dalam semua penyelaman, penyelam keselamatan bertanggung jawab untuk menghitung waktu sang penyelam dan dia harus mulai turun pada pertengahan dari waktu yang sanggup dicapai oleh penyelam. Contoh : Sang penyelam dapat mencapai kedalaman maksimalnya dalam 30 detik, maka 15 detik setelah sang penyelam menyelam kebawah, sang penyelam keselamatan harus sudah mulai menyelam kebawah untuk bertemu dan mengawal sang penyelam.
• Setiap penyelaman yang melebih dari 30 meter membutuhkan satu set SCUBA yang siap-siaga dalam mengatasi pengangkatan yang terorganisir atau pengaman tali penyandang dan sistem yang memperbaiki. Kondisi laut/danau yang berbeda-beda mungkin membutuhkan penyelam keselamatan dengan selang waktu yang lebih sering.
2) Jangan pernah melakukan Freedive setelah kegiatan Scuba Dive
• Kumpulan Nitrogen yang tersisa di dalam jaringan setelah kegiatan Scuba Dive dapat menyebabkan penyakit dekompresi saat gelembung-mikro mengalamai rekompresi dan meluas yang berkonsekuen pada saat mereka melakukan pendakian cepat selama freedive yang berkelanjutan. Mereka yang memiliki PFO berada dalam kategori memiliki risiko yang lebih tinggi.
• Tunggu minimal 12 jam setelah kegiatan Scuba Dive sebelum Anda melakukan Freedive.
3) Jangan pernah 'melebihi' fleksibilitas gendang telinga Anda
Lakukan equalize (pemerataan) hanya pada saat melakukan penurunan saja (sekitar setiap 3 meter tergantung dari kemampuan telinga setiap freediver). Jangan pernah melakukan pemaksaan equalize. Jangan pernah melanjutkan penyelaman setelah gagal melakukan equalize - batalkan penyelaman! Jangan pernah melakukan equalize pada saat pendakian.
• Sebuah klip hidung (nose clip), yang digunakan harus dilepaskan pada saat awal pendakian.
"'Arogansi' misalnya 'Saya harus mampu mencapai kedalaman 40 meter'. Saya berhasil menyelam sampai 35 meter dan berhasil equalize, tetapi tidak dapat melakukan equalize pada keladaman 38 meter dan tetap terus mencoba mencapai kedalaman 40 meter dimana kedalaman 40 meter tampak begitu dekat dan merasa perbedaan tekanan berkurang.
Ini adalah proses menggoda dan tak lain adalah mengambil tindakan beresiko untuk fleksibilitas gendang telinga Anda. Jika Anda salah menebak, hasilnya dapat memecahkan gendang telinga dengan konsekuensi; vertigo ekstrim dan mual"
4) Selalu menggunakan pemberat yang benar
• Sangatlah berbahaya jika mengalami kelebihan beban. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam melakukan equalize pada saat melakukan penurunan dan pada saat pendakian dapat menyebabkan pengeluaran tenaga yang sia-sia karena kelebihan beban.
Sangat berbahaya dengan memakai pakaian selam yang tebal (thicker suit) untuk menyelam pada saat musim dingin. Aturan praktis yang baik adalah untuk selalu mencapai titik apung netral pada kedalaman 15 meter.
5) Sebelum menyelam buatlah rencana penyelaman lengkap bersama-sama dan selalu memperkirakan kondisi laut
• Sangatlah penting bahwa setiap penyelam selalu mengikuti garis tali penyelaman yang telah diberikan, tahu pasti apa yang dilakukan setiap penyelam lainnya selama acara penyelaman ini. Termasuk juga pemanasan (warm-up), kedalaman penyelaman dll
• Siapa yang melakukan penyelamatan untuk siapa dan kapan?
• Apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat?
• Kondisi laut akan sangat mempengaruhi penyelaman dan keselamatan antara lain, visibilitas, temperatur air, gelombang besar, jarak dari pantai dan kondisi permukaan.
• Arus merupakan salah satu faktor paling penting yang harus dipertimbangkan. Penggunaan pemberat yang cukup pada tali yang digunakan untuk penyelaman sangat berpengaruh supaya para penyelam tetap berada didekat garis penyelaman.
• Visibilitas yang rendah seperti penyelaman yang dilakukan di dalam danau membutuhkan prosedur keselamatan yang lebih tinggi.
• Suhu air mempengaruhi dalam pemilihan baju selam (wetsuit) dan penggunaan beban.
• Kondisi Permukaan juga tidak dapat sepenuhnya diabaikan dan dapat mempengaruhi perilaku dari kondisi permukaan/sudut matahari yang rendah dan laut yang berombak dapat membuat Freediver yang berada di permukaan menjadi hampir tidak terlihat dan memerlukan penambahan pengawasan.
6) Lepaskan snorkel dari Anda Mulut
• Saat kembali ke permukaan hampir setiap hembusan kencang pada snorkel yang menyebabkan terjadinya SWB jika penyelam telah mendekati tingkat maksimumnya. Saat berada di dalam air yang dalam, sisa udara di dalam snorkel mempersulit proses equalize dan ketika mulai mengalami kontraksi dapat menyebabkan terhirupnya air.
7) Jangan pernah mengeluarkan udara di dalam air atau menghembuskan napas dengan kencang pada saat berada di permukaan
• Mengeluarkan udara pada saat melakukan penurunan dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan equalize. Pada saat pendakian dapat menyebabkan hilangnya daya apung dan oleh karena itu dapat menyebabkan pendakian yang mengakibatkan SWB (Shallow Water Blackout). Dengan terjadinya penurunan dramatis dalam tekanan paru-paru, sisa cadangan oksigen di dalam darah akan masuk kedalam paru-paru dan bukan masuk kedalam otak sehingga menyebabkan SWB. Setiap melakukan gerakan diafragma maka akan berpengaruh menjadi suatu pemicu mekanisme pernapasan.
8) Jangan pernah menyelam tanpa tali-temali yang memadai dan bendera penyelaman
• 'Keselamatan' pada garis penyelaman menunjukkan sela disekitar bagi seorang penyelam keselamatan agar dapat mengantisipasi kembalinya penyelam dari kedalaman.
• Jangan menggunakan perahu untuk menggantungkan tali penyelaman, yang harus digunakan adalah pelampung yang berwarna oranye atau merah agar mudah terlihat sebagai tanda lalu lintas pada permukaan air. Pelampung yang digunakan harus berukuran cukup besar sehingga tidak dapat mudah ditarik kebawah, bahkan jika ada dua penyelam yang naik bersama-sama pelampung tersebut tetap bisa bertahan diatas permukaan. Tujuannya adalah untuk mendukung penyelam (keselamatan) sebagai garis tali dan memberikan penyelam yang berada di atas permukaan sebagai tempat istirahat untuk mempersiapkan penyelamannya.
• Tali keselamatan harus setidaknya 10mms tebal agar mudah dipegang secara baik, dan talinya berwarna putih. Tujuannya adalah sebagai petunjuk saat melakukan pendakian vertikal dan melakukan penurunan.
• Tali juga berfungsi sebagai pengaman. Seorang penyelam yang kehilangan Fin atau yang mengalami kram pada kaki dapat menarik dirinya ke permukaan dengan menggunakan tali pengaman tersebut.
• 5kgs biasanya sudah cukup untuk digunakan sebagai pemberat tali sedangkan untuk Free Immersion, tergantung pada seberapa berat yang cocok digunakan sebgai pemberat, rata-rata mencapai 30kgs jika diperlukan.
• Perahu yang digunakan harus mengibarkan bendera 'Diver Below'.
9) Pertahankan jarak waktu yang benar antara penyelaman yang dalam / Selalu Menyadari akan bahaya penyelaman yang dalam secara berkali-kali
• Tidak kurang dari 5 menit antara penyelaman yang dalam dan sampai 8 menit tergantung pada suhu air. Tujuan ini adalah untuk menyeimbangkan gas agar kembali menjadi normal. O2 dan CO2 / Asam laktat.
• Jika Anda melakukan sampai 85% atau lebih dari tingkat maksimum Anda atau Anda secara pribadi mencoba untuk melakukan beberapa penyelaman yang dalam, sangat mungkin mengalami sistem stress dan membangun asam laktatyang dapat membahayakan pada penyelaman berikutnya.
Jangan pernah melakukan lebih dari 1 atau 2 kali penyelaman pada satu sesi.
10) Jangan pernah hiperventilasi Pernapasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
• Hiperventilasi adalah lebih dari 15 napas yang dalam dan cepat per menit. Persiapin ini dilakukan hanya jika seorang penyelam mulai mengalami penurunan tensi dengan denyut nadi yang tinggi dan penurunan CO2. Ketidakseimbangan O2 dan CO2 dapat memperpanjang 'easy phase' penahanan napas dengan mengorbankan 'struggle phase' dan dapat menyebabkan SWB. Ventilasi baik memiliki tujuan sebagai berikut; memaksimumkan penyerapan O2 dan meminimalis denyut nadi. Hal ini diraih dengan lambat, ventilasi yang kuat serta mendalam, relaksasi dan konsentrasi, dan tidak berlebihan dalam melakukan ini.
11) Hindari berbalik badan terlalu cepat
• Terlalu dramatis berbalik badan pada akhir penyelaman dapat menyebabkan 'deep water blackout'. Hal ini lebih sering terjadi pada penyelaman yang sangat dalam di mana pergeseran darahlah yang menjadi faktor.
12) Jangan melihat kebawah pada saat melakukan penurunan atau melihat keatas pada saat melakukan pendakian
• Ekstensi pada leher akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan equalize pada saat melakukan penurunan dan pendakian akan berpengaruh pada darah yang diperlukan mengalir ke otak dan meningkatkan tekanan di daerah baro-reseptor pada leher yang akan mengirimkan pesan yang salah ke sistem saraf pusat yang dapat meningkatan denyut nadi.
• Hal tersebut juga bertentangan dengan posisi hidrodinamik.
13) Jangan meningkatkan kecepatan pada bagian akhir dari pendakian.
• Menghemat gerakan sangat penting untuk menjaga O2 dan menjaga denyut nadi agar tetap rendah. Pada titik kedalaman berbalik badan secara pelan, ketenangan dan penghematan dari usaha sangat penting.
Selama pendakian kecepatan yang diukur harus dijaga meskipun seluruh asam laktat mulai meningkat.
14) Bahaya dari penyelaman dengan 'Paru-paru Kosong' (Empty Lung)
• Penyelaman dengan 'Paru-paru Kosong' adalah murni merupakan teknik yang tinggi yang harus dipelajari dengan EXTREME hati-hati dan di bawah pengawasan langsung dari instruktur yang berpengalaman untuk teknik ini.
Kerusakan parah dan mungkin kerusakan permanen atau kematian dapat terjadi jika disalahpahami.
• Penyelam yang memulai penurunan dengan O2 yang rendah dan bisa saja pingsan tanpa ada peringatan pada kedalaman di mana ia akan mengapung secara negatif. Jika dia tidak mendapatkan sebuah laryngospasm pada titik ini tekanan negatif di paru-parunya akan menyedot air kedalam dan penyelam akan tenggelam.
• Seorang mitra dengan paru-paru yang penuh harus menemani penyelam dalam melakukan seluruh penyelaman.
• Dengan paru-paru yang kosong jangan pernah melakukan penyelaman dengan menggunakan pemberat badan.
15) Jangan menyelam setelah mengalami samba atau blackout
• Setiap kategori dari 'Loss of Motor Control (LMC)' menandakan penyelam harus menyadari bahwa ini merupakan tanda dari akhir penyelaman untuk orang tersebut untuk hari itu. Sianosis, yaitu bibir yang membiru, menandakan penyelam harus menyadari bahwa penyelam sudah mencapai batasannya untuk hari itu. Dia hanya diperbolehkan untuk menyelam di kedalaman yang dangkal.
16) Berikan waktu yang cukup untuk adaptasi fisiologis
• Tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan kondisi baru dan kondisi ekstrim dari penahanan nafas yang berkepanjangan dan tekanan yang besar. Suhu sangat dapat memperburuk masalah di atas dan tidak dapat diperkirakan. Tubuh sangat fleksibel dan mudah dimengerti NAMUN sangat penting untuk memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk beradaptasi dengan tingkat stres yang baru.
• Terburu-buru untuk menuju kedalaman lebih dalam atau tahan nafas berkali-kali dapat berakhir pada trauma fisik berat atau membuat mental menjadi 'wall'.
• Masalah seperti tinitis, edema paru, atau lainnya barotrauma paru, sinus, atau bahkan jenis tertentu seperti masalah jantung adalah penyebab dari 'mendorong' terlalu keras dan terlalu cepat.
17) Hindari sugesti yang negatif
• Hal ini dapat mengakibatkan stres dan oleh karena itu bisa berbahaya SWB.
Psikologi dari Freediving bekerja pada pemahaman kekuatan sugesti mental yang luar biasa, dan bagaimana berpikir positif dan memberikan perintah yang benar dapat sangat membantu dalam meningkatkan kinerja penyelaman.
18) Jangan pernah menyelam saat kelelahan atau kedinginan
• Dingin, kelelahan, alkohol dan obat-obatan semua merusak kinerja dan kemampuan tahan nafas dan mempengaruhi seorang penyelam mengalami SWB. Salah satu gejala pertama dari hipotermia adalah kelelahan dan kinerjnya juga terganggu ditambah lagi asam laktat yang bertambah yang dapat mematikan. Segera setelah Anda merasa kedinginan maka kemampuan tahan nafas Anda pun telah disusupi atau berkurang. JANGAN PERNAH meremehkan dingin.
• Kemampetan/kemacetan jelas menyebabkan kesulitan melakukan equalize dan bahaya yang lebih besar adalah sindrom 'reversed ear'.

19) Makanan dan Hidrasi
• Disarankan untuk TIDAK melakukan freedive dalam waktu 4 jam setelah makanan berat seperti daging atau 2 jam setelah makanan ringan. Sebuah volume besar darah yang bisa membawa O2 ke otak sedang dialihkan ke sistem pencernaan. Gizi untuk Freediving adalah dapat memahami seluruh masalah dalam dirinya sendiri.
• Dehidrasi, dalam kasus seorang freediver adalah disebabkan oleh beberapa faktor; akibat dari penyelaman mamalia (produksi urin yang lebih besar), dengan membuang sebagian air dalam jumlah yang besar selama ventilasi dan pertukaran bahan kimia yang dibutuhkan untuk produksi energi.
• Air harus ada di setiap sesi penyelaman dan setiap penyelam harus selalu minum. Dehidrasi sangat meningkatkan risiko SWB dan sangat mempersulit dalam masalah equalize.
20) 'TAHU DIRI'
FREEDIVER BUKANLAH atlet Super di setiap hari-harinya atau dapat menyelam setiap harinya. Sangat penting untuk memahami kebenarannya, "membuat hari terburuk Anda menjadi hari terbaik Anda” adalah sesuatu yang tidak dibenarkan bagi seorang freediver.
• Seorang freediver harus belajar untuk berhubungan dengan diri sendiri setiap saat dan untuk dapat mengetahui kapan harus memaksakan dan kapan harus memilih mundur, untuk tahu kapan Ia menemukan alasan dan menjadi mental pemalas, dan benar-benar ada keterbatasan UNTUK HARI TERSEBUT. Seperti mengetahui masalah pada telinga dari trauma sebelumnya, awal dari demam atau flu, dan bagi wanita, mengetahui bahwa pada waktu ovulasi atau masa dia mungkin mengalami kesulitan equalize atau dengan sinus atau merasa benar-benar lelah.
Perilaku saat berada di Permukaan – Apa yang boleh dan Apa yang tidak boleh dilakukan
Saat kembali ke permukaan salah satu dari perilaku berikut ini dapat menyebabkan SWB:
• Pernafasan yang dipaksakan
• Mempertahankan diri pada posisi horizontal tanpa berpegangan pada apapun
• Berbicara

Prosedur yang benar:
• Bernafas dengan benar
• Lepaskan snorkel
• Pegangan pada tali atau pelampung
• Memberi petunjuk OK kepada mitra Anda

Warm Up (Pemanasan) Penyelaman
Lakukan 2-3 freedives ditempat dangkal dengan kedalaman antara 10 - 20 meter selama lebih dari satu menit

RESCUE (Pertolongan)
Jika penyelam yang dikawal melalui bagian terakhir dari pendakian oleh pendamping menyelam yang kompeten, saat ia kehilangan kesadaran maka hanya perlu membawanya ke permukaan lalu melepaskan masker nya dan menampar pipinya secara pelan sambil menghembuskan udara kearah pipinya sambil memanggil namanya. Pada sebagian besar kasus cara diatas merupakan cara yang paling efektif dan cepat untuk menyadarkan penyelam. Jika dia tidak merespon dalam waktu 1 - 2 menit dia harus dikeluarkan secepat mungkin dari air ke tempat di mana dapat dilakukan CPR serta dapat diberikan pasokan oksigen yang memadai.
SANGAT PENTING UNTUK SEMUA FREDIVERS SEPENUHNYA DAPAT MELAKUKAN CPR DARI PEMBELAJARAN NEGARA ASAL MEREKA DAN OLEH OTORITAS YANG RELEVAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar