.:: Safety First on FreeDiving ::.
1) Jangan pernah melakukan Freedive sendirian dan pilihlah pasangan/buddy Anda
• Kedalaman - Jangan pernah menyelam secara bersamaan dengan pasangan Anda
•
Garis Tali - Para penyelam keselamatan (safety diver) mengawasi garis
tali penyelaman untuk Freediver serta harus mengikutinya setiap saat.
•
Pasangan/Buddy - Harus sanggup menyelamatkan penyelam dari kedalaman
yang dibutuhkan (minimal 15 meter) dan harus sepenuhnya terlatih dalam
teknik penyelamatan, CPR dan administrasi O2 dll
• Titik Pertemuan - Tujuannya adalah agar penyelam keselamatan dapat menjangkau atau bertemu dengan freediver dan mengawalnya - Face to Face
(bertatapan muka) dalam melewati daerah bahaya terbesar - yaitu antara
kedalaman 15 meter menuju permukaan. Kedalaman di mana mereka akan
bertemu harus relative antara kedalaman yang mampu dicapai freediver
namun tidak lebih dari 15 meter. Dalam semua penyelaman, penyelam
keselamatan bertanggung jawab untuk menghitung waktu
sang penyelam dan dia harus mulai turun pada pertengahan dari waktu
yang sanggup dicapai oleh penyelam. Contoh : Sang penyelam dapat
mencapai kedalaman maksimalnya dalam 30 detik, maka 15 detik setelah
sang penyelam menyelam kebawah, sang penyelam keselamatan harus sudah
mulai menyelam kebawah untuk bertemu dan mengawal sang penyelam.
•
Setiap penyelaman yang melebih dari 30 meter membutuhkan satu set SCUBA
yang siap-siaga dalam mengatasi pengangkatan yang terorganisir atau
pengaman tali penyandang dan sistem yang memperbaiki. Kondisi laut/danau
yang berbeda-beda mungkin membutuhkan penyelam keselamatan dengan
selang waktu yang lebih sering.
2) Jangan pernah melakukan Freedive setelah kegiatan Scuba Dive
•
Kumpulan Nitrogen yang tersisa di dalam jaringan setelah kegiatan Scuba
Dive dapat menyebabkan penyakit dekompresi saat gelembung-mikro
mengalamai rekompresi dan meluas yang berkonsekuen pada saat mereka
melakukan pendakian cepat selama freedive yang berkelanjutan. Mereka
yang memiliki PFO berada dalam kategori memiliki risiko yang lebih
tinggi.
• Tunggu minimal 12 jam setelah kegiatan Scuba Dive sebelum Anda melakukan Freedive.
3) Jangan pernah 'melebihi' fleksibilitas gendang telinga Anda
• Lakukan equalize (pemerataan) hanya pada saat melakukan penurunan saja
(sekitar setiap 3 meter tergantung dari kemampuan telinga setiap
freediver). Jangan pernah melakukan pemaksaan equalize. Jangan pernah
melanjutkan penyelaman setelah gagal melakukan equalize - batalkan
penyelaman! Jangan pernah melakukan equalize pada saat pendakian.
• Sebuah klip hidung (nose clip), yang digunakan harus dilepaskan pada saat awal pendakian.
"'Arogansi' misalnya 'Saya harus mampu mencapai kedalaman 40 meter'. Saya berhasil
menyelam sampai 35 meter dan berhasil equalize, tetapi tidak dapat
melakukan equalize pada keladaman 38 meter dan tetap terus mencoba
mencapai kedalaman 40 meter dimana kedalaman 40 meter tampak begitu dekat dan merasa perbedaan tekanan berkurang.
Ini adalah proses menggoda dan tak lain adalah mengambil tindakan beresiko untuk fleksibilitas gendang telinga Anda. Jika Anda salah menebak, hasilnya dapat memecahkan gendang telinga dengan konsekuensi; vertigo ekstrim dan mual"
4) Selalu menggunakan pemberat yang benar
•
Sangatlah berbahaya jika mengalami kelebihan beban. Hal ini dapat
menyebabkan masalah dalam melakukan equalize pada saat melakukan
penurunan dan pada saat pendakian dapat menyebabkan pengeluaran tenaga
yang sia-sia karena kelebihan beban.
Sangat
berbahaya dengan memakai pakaian selam yang tebal (thicker suit) untuk
menyelam pada saat musim dingin. Aturan praktis yang baik adalah untuk
selalu mencapai titik apung netral pada kedalaman 15 meter.
5) Sebelum menyelam buatlah rencana penyelaman lengkap bersama-sama dan selalu memperkirakan kondisi laut
•
Sangatlah penting bahwa setiap penyelam selalu mengikuti garis tali
penyelaman yang telah diberikan, tahu pasti apa yang dilakukan setiap
penyelam lainnya selama acara penyelaman ini. Termasuk juga pemanasan
(warm-up), kedalaman penyelaman dll
• Siapa yang melakukan penyelamatan untuk siapa dan kapan?
• Apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat?
•
Kondisi laut akan sangat mempengaruhi penyelaman dan keselamatan antara
lain, visibilitas, temperatur air, gelombang besar, jarak dari pantai
dan kondisi permukaan.
•
Arus merupakan salah satu faktor paling penting yang harus
dipertimbangkan. Penggunaan pemberat yang cukup pada tali yang digunakan
untuk penyelaman sangat berpengaruh supaya para penyelam tetap berada
didekat garis penyelaman.
• Visibilitas yang rendah seperti penyelaman yang dilakukan di dalam danau membutuhkan prosedur keselamatan yang lebih tinggi.
• Suhu air mempengaruhi dalam pemilihan baju selam (wetsuit) dan penggunaan beban.
•
Kondisi Permukaan juga tidak dapat sepenuhnya diabaikan dan dapat
mempengaruhi perilaku dari kondisi permukaan/sudut matahari yang rendah
dan laut yang berombak dapat membuat Freediver yang berada di permukaan
menjadi hampir tidak terlihat dan memerlukan penambahan pengawasan.
6) Lepaskan snorkel dari Anda Mulut
•
Saat kembali ke permukaan hampir setiap hembusan kencang pada snorkel
yang menyebabkan terjadinya SWB jika penyelam telah mendekati tingkat
maksimumnya. Saat berada di dalam air yang dalam, sisa udara di dalam
snorkel mempersulit proses equalize dan ketika mulai mengalami kontraksi
dapat menyebabkan terhirupnya air.
7) Jangan pernah mengeluarkan udara di dalam air atau menghembuskan napas dengan kencang pada saat berada di permukaan
•
Mengeluarkan udara pada saat melakukan penurunan dapat menyebabkan
kesulitan dalam melakukan equalize. Pada saat pendakian dapat
menyebabkan hilangnya daya apung dan oleh karena itu dapat menyebabkan
pendakian yang mengakibatkan SWB (Shallow Water Blackout). Dengan
terjadinya penurunan dramatis dalam tekanan paru-paru, sisa cadangan
oksigen di dalam darah akan masuk kedalam paru-paru dan bukan masuk
kedalam otak sehingga menyebabkan SWB. Setiap melakukan gerakan
diafragma maka akan berpengaruh menjadi suatu pemicu mekanisme
pernapasan.
8) Jangan pernah menyelam tanpa tali-temali yang memadai dan bendera penyelaman
•
'Keselamatan' pada garis penyelaman menunjukkan sela disekitar bagi
seorang penyelam keselamatan agar dapat mengantisipasi kembalinya
penyelam dari kedalaman.
• Jangan menggunakan perahu untuk menggantungkan tali penyelaman, yang harus digunakan adalah pelampung yang berwarna oranye atau merah
agar mudah terlihat sebagai tanda lalu lintas pada permukaan air.
Pelampung yang digunakan harus berukuran cukup besar sehingga tidak dapat mudah
ditarik kebawah, bahkan jika ada dua penyelam yang naik bersama-sama
pelampung tersebut tetap bisa bertahan diatas permukaan. Tujuannya
adalah untuk mendukung penyelam (keselamatan) sebagai garis tali dan
memberikan penyelam yang berada di atas permukaan sebagai tempat
istirahat untuk mempersiapkan penyelamannya.
•
Tali keselamatan harus setidaknya 10mms tebal agar mudah dipegang
secara baik, dan talinya berwarna putih. Tujuannya adalah sebagai
petunjuk saat melakukan pendakian vertikal dan melakukan penurunan.
•
Tali juga berfungsi sebagai pengaman. Seorang penyelam yang kehilangan
Fin atau yang mengalami kram pada kaki dapat menarik dirinya ke
permukaan dengan menggunakan tali pengaman tersebut.
•
5kgs biasanya sudah cukup untuk digunakan sebagai pemberat tali
sedangkan untuk Free Immersion, tergantung pada seberapa berat yang
cocok digunakan sebgai pemberat, rata-rata mencapai 30kgs jika
diperlukan.
• Perahu yang digunakan harus mengibarkan bendera 'Diver Below'.
9) Pertahankan jarak waktu yang benar antara penyelaman yang dalam / Selalu Menyadari akan bahaya penyelaman yang dalam secara berkali-kali
•
Tidak kurang dari 5 menit antara penyelaman yang dalam dan sampai 8
menit tergantung pada suhu air. Tujuan ini adalah untuk menyeimbangkan
gas agar kembali menjadi normal. O2 dan CO2 / Asam laktat.
•
Jika Anda melakukan sampai 85% atau lebih dari tingkat maksimum Anda
atau Anda secara pribadi mencoba untuk melakukan beberapa penyelaman
yang dalam, sangat mungkin mengalami sistem stress dan membangun asam
laktatyang dapat membahayakan pada penyelaman berikutnya.
Jangan pernah melakukan lebih dari 1 atau 2 kali penyelaman pada satu sesi.
10) Jangan pernah hiperventilasi Pernapasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
•
Hiperventilasi adalah lebih dari 15 napas yang dalam dan cepat per
menit. Persiapin ini dilakukan hanya jika seorang penyelam mulai
mengalami penurunan tensi dengan denyut nadi yang tinggi dan penurunan
CO2. Ketidakseimbangan O2 dan CO2 dapat memperpanjang 'easy phase'
penahanan napas dengan mengorbankan 'struggle phase' dan dapat
menyebabkan SWB. Ventilasi baik memiliki tujuan sebagai berikut;
memaksimumkan penyerapan O2 dan meminimalis denyut nadi. Hal ini diraih
dengan lambat, ventilasi yang kuat serta mendalam, relaksasi dan konsentrasi, dan tidak berlebihan dalam melakukan ini.
11) Hindari berbalik badan terlalu cepat
• Terlalu dramatis berbalik badan pada akhir penyelaman dapat menyebabkan 'deep water blackout'. Hal ini lebih sering terjadi pada penyelaman yang sangat dalam di mana pergeseran darahlah yang menjadi faktor.
12) Jangan melihat kebawah pada saat melakukan penurunan atau melihat keatas pada saat melakukan pendakian
• Ekstensi pada leher akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan equalize pada
saat melakukan penurunan dan pendakian akan berpengaruh pada darah yang
diperlukan mengalir ke otak dan meningkatkan tekanan di daerah
baro-reseptor pada leher yang akan mengirimkan pesan yang salah ke
sistem saraf pusat yang dapat meningkatan denyut nadi.
• Hal tersebut juga bertentangan dengan posisi hidrodinamik.
13) Jangan meningkatkan kecepatan pada bagian akhir dari pendakian.
•
Menghemat gerakan sangat penting untuk menjaga O2 dan menjaga denyut
nadi agar tetap rendah. Pada titik kedalaman berbalik badan secara
pelan, ketenangan dan penghematan dari usaha sangat penting.
Selama pendakian kecepatan yang diukur harus dijaga meskipun seluruh asam laktat mulai meningkat.
14) Bahaya dari penyelaman dengan 'Paru-paru Kosong' (Empty Lung)
• Penyelaman dengan 'Paru-paru Kosong' adalah murni merupakan teknik yang tinggi yang harus dipelajari dengan EXTREME hati-hati dan di bawah pengawasan langsung dari instruktur yang berpengalaman untuk teknik ini.
Kerusakan parah dan mungkin kerusakan permanen atau kematian dapat terjadi jika disalahpahami.
•
Penyelam yang memulai penurunan dengan O2 yang rendah dan bisa saja
pingsan tanpa ada peringatan pada kedalaman di mana ia akan mengapung
secara negatif. Jika dia tidak mendapatkan sebuah laryngospasm pada
titik ini tekanan negatif di paru-parunya akan menyedot air kedalam dan
penyelam akan tenggelam.
• Seorang mitra dengan paru-paru yang penuh harus menemani penyelam dalam melakukan seluruh penyelaman.
• Dengan paru-paru yang kosong jangan pernah melakukan penyelaman dengan menggunakan pemberat badan.
15) Jangan menyelam setelah mengalami samba atau blackout
•
Setiap kategori dari 'Loss of Motor Control (LMC)' menandakan penyelam
harus menyadari bahwa ini merupakan tanda dari akhir penyelaman untuk
orang tersebut untuk hari itu. Sianosis, yaitu bibir yang membiru,
menandakan penyelam harus menyadari bahwa penyelam sudah mencapai
batasannya untuk hari itu. Dia hanya diperbolehkan untuk menyelam di
kedalaman yang dangkal.
16) Berikan waktu yang cukup untuk adaptasi fisiologis
• Tubuh membutuhkan waktu
untuk beradaptasi dengan kondisi baru dan kondisi ekstrim dari
penahanan nafas yang berkepanjangan dan tekanan yang besar. Suhu sangat
dapat memperburuk masalah di atas dan tidak dapat diperkirakan. Tubuh
sangat fleksibel dan mudah dimengerti NAMUN sangat penting untuk
memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk beradaptasi dengan tingkat
stres yang baru.
•
Terburu-buru untuk menuju kedalaman lebih dalam atau tahan nafas
berkali-kali dapat berakhir pada trauma fisik berat atau membuat mental
menjadi 'wall'.
•
Masalah seperti tinitis, edema paru, atau lainnya barotrauma paru,
sinus, atau bahkan jenis tertentu seperti masalah jantung adalah
penyebab dari 'mendorong' terlalu keras dan terlalu cepat.
17) Hindari sugesti yang negatif
• Hal ini dapat mengakibatkan stres dan oleh karena itu bisa berbahaya SWB.
Psikologi
dari Freediving bekerja pada pemahaman kekuatan sugesti mental yang
luar biasa, dan bagaimana berpikir positif dan memberikan perintah yang
benar dapat sangat membantu dalam meningkatkan kinerja penyelaman.
18) Jangan pernah menyelam saat kelelahan atau kedinginan
•
Dingin, kelelahan, alkohol dan obat-obatan semua merusak kinerja dan
kemampuan tahan nafas dan mempengaruhi seorang penyelam mengalami SWB.
Salah satu gejala pertama dari hipotermia adalah kelelahan dan kinerjnya
juga terganggu ditambah lagi asam laktat yang bertambah yang dapat
mematikan. Segera setelah Anda merasa kedinginan maka kemampuan tahan
nafas Anda pun telah disusupi atau berkurang. JANGAN PERNAH meremehkan dingin.
• Kemampetan/kemacetan jelas menyebabkan kesulitan melakukan equalize dan bahaya yang lebih besar adalah sindrom 'reversed ear'.
19) Makanan dan Hidrasi
•
Disarankan untuk TIDAK melakukan freedive dalam waktu 4 jam setelah
makanan berat seperti daging atau 2 jam setelah makanan ringan. Sebuah
volume besar darah yang bisa membawa O2 ke otak sedang dialihkan ke
sistem pencernaan. Gizi untuk Freediving adalah dapat memahami seluruh
masalah dalam dirinya sendiri.
•
Dehidrasi, dalam kasus seorang freediver adalah disebabkan oleh
beberapa faktor; akibat dari penyelaman mamalia (produksi urin yang
lebih besar), dengan membuang sebagian air dalam jumlah yang besar
selama ventilasi dan pertukaran bahan kimia yang dibutuhkan untuk
produksi energi.
• Air harus ada di setiap sesi penyelaman dan setiap penyelam harus selalu minum. Dehidrasi sangat meningkatkan risiko SWB dan sangat mempersulit dalam masalah equalize.
20) 'TAHU DIRI'
• FREEDIVER BUKANLAH atlet Super di setiap hari-harinya atau dapat menyelam setiap harinya.
Sangat penting untuk memahami kebenarannya, "membuat hari terburuk Anda
menjadi hari terbaik Anda” adalah sesuatu yang tidak dibenarkan bagi
seorang freediver.
•
Seorang freediver harus belajar untuk berhubungan dengan diri sendiri
setiap saat dan untuk dapat mengetahui kapan harus memaksakan dan kapan
harus memilih mundur, untuk tahu kapan Ia menemukan alasan dan menjadi
mental pemalas, dan benar-benar ada keterbatasan UNTUK HARI TERSEBUT.
Seperti mengetahui masalah pada telinga dari trauma sebelumnya, awal
dari demam atau flu, dan bagi wanita, mengetahui bahwa pada waktu
ovulasi atau masa dia mungkin mengalami kesulitan equalize atau dengan
sinus atau merasa benar-benar lelah.
Perilaku saat berada di Permukaan – Apa yang boleh dan Apa yang tidak boleh dilakukan
Saat kembali ke permukaan salah satu dari perilaku berikut ini dapat menyebabkan SWB:
• Pernafasan yang dipaksakan
• Mempertahankan diri pada posisi horizontal tanpa berpegangan pada apapun
• Berbicara
Prosedur yang benar:
• Bernafas dengan benar
• Lepaskan snorkel
• Pegangan pada tali atau pelampung
• Memberi petunjuk OK kepada mitra Anda
Warm Up (Pemanasan) Penyelaman
Lakukan 2-3 freedives ditempat dangkal dengan kedalaman antara 10 - 20 meter selama lebih dari satu menit
RESCUE (Pertolongan)
Jika
penyelam yang dikawal melalui bagian terakhir dari pendakian oleh
pendamping menyelam yang kompeten, saat ia kehilangan kesadaran maka
hanya perlu membawanya ke permukaan lalu melepaskan masker nya dan
menampar pipinya secara pelan sambil menghembuskan udara kearah pipinya
sambil memanggil namanya. Pada sebagian besar kasus cara diatas
merupakan cara yang paling efektif dan cepat untuk menyadarkan penyelam.
Jika dia tidak merespon dalam waktu 1 - 2 menit dia harus dikeluarkan
secepat mungkin dari air ke tempat di mana dapat dilakukan CPR serta
dapat diberikan pasokan oksigen yang memadai.
SANGAT PENTING UNTUK SEMUA FREDIVERS SEPENUHNYA DAPAT MELAKUKAN CPR DARI PEMBELAJARAN NEGARA ASAL MEREKA DAN OLEH OTORITAS YANG RELEVAN.
Sumber : agushong.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar